A.
IDENTITAS
BUKU
Judul Buku : Aerial
Negara :
Indonesia
Bahasa :
Indonesia
Genre :
Adventure, Roman, Fantasi
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit :
2009
Tebal :
332 Halaman
No. ISBN :
979 – 22 – 4311 – 1
978 – 22 – 4311 – 6
Aerial adalah satu dari sekian novel Sitta
Karina yang bergenre fantasi, petualangan, dan tentu roman. Novel ini
diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2009. Novel ini
mengisahkan seorang putri cahaya, yang bernama Sadira, yang jatuh cinta dengan
seorang pangeran kegelapan bernama Hassya. Negeri mereka sudah lama berperang
untuk saling menginvasi daerah lawannya masing-masing. Namun saat Sadira
bertemu dengan Hassya di Aerial, yaitu pulau melayang yang memisahkan negeri
Sadira dan negeri Hassya, tidak dapat dipungkiri Hassya merasa tertarik dengan
Sadira dan dengan bantuan Toireann, kakak Hassya, mereka berdua berjuang untuk
mendamaikan kedua negara yang sedang berperang tersebut dan mendapatkan
cintanya kembali.
B. ISI BUKU
1. Sinopsis
Sadira adalah putri dari Negeri Cahaya, negeri
yang terus mendapatkan limpahan sinar matahari sepanjang masa. Dia pun di
panggil Putri Matahari, lantaran kedudukannya sebagai putri sulung dari Raja Adhyasta
dan Ratu Opal.
Hassya adalah seorang pangerang dari bangsa
kegelapan atau negeri kegelapan. Negeri Kegelapan adalah negeri yang sangat
jarang menikmati sinar matahari. Jika pun disinari, itu hanya seberkas cahaya
karena ditutupi oleh awan-awan. Hassya merupakan putra kedua dari Raja Righ dan
Ratu Isaura yang memiliki kebiasaan lebih memilih di barak dan berlatih pedang
dibanding duduk diam di kelas untuk menerima pelajaran. Namun, Hassya bukanlah
anak kandung dari raja Righ.
Toireann adalah putra pertama Raja Righ dan
Ratu Darria. Namun Ratu Darria meninggal saat melahirkannya dan setelah lama raja
membesarkan Toireann seorang diri, akhirnya dia menikahi Isaura. Toireann
adalah salah satu orang kegelapan yang menentang adanya perang. Karena alasan
mereka berperang sudah sangat tidak masuk akal, dan juga dia memiliki hubungan
khusus dengan salah satu bangsawan Cahaya, yaitu Isla.
Saat usianya menginjak 17, Sadira nekat pergi
ke Aerial di hari ulang tahunnya tersebut. Aerial adalah wilayah bebas, tidak
dimiliki Negeri Cahaya dan Negeri Kegelapan, yang merupakan sebuah pulau yang
melayang rendah di udara dan memisahkan kedua negeri tersebut. Saat Sadira
menginjakkan kaki untuk kali pertamanya, Sadira sangat terkejut karena
keindahan tanah Aerial. Aerial tidak semenakutkan orang-orang bicarakan, tidak
ada hantu ataupun arwah-arwah, namun Aerial tetap menyimpan beberapa misteri
lantaran tidak ada orang yang pernah menjelajahinya.
Saat Sadira berjalan-jalan, tidak sengaja dia
melihat dua ekor kupu-kupu yang saling bertautan dan mengikutinya hingga ia
tidak sengaja menemukan sebuah danau. Saat Sadira sedang menikmati keindahan
danau tersebut, dia mendengar suara-suara keras. Sadira mengenali suara tersebut
sebagai suara bangsa kegelapan—karena bangsa kegelapan terkenal sebagai bangsa
barbar—dan langsung bersembunyi di batu
besar dekat danau. Sadira merasakan jantungnya berdegup kencang, lantaran takut
ketahuan tempat persembunyiannya karena orang kegelapan yang dia tahu adalah
sekumpulan monster. Namun Sadira
berhasil bersembunyi dan kembali ke Castrum Niveus—sebutan Istana Putih,
Istana milik bangsa Cahaya.
Namun bukan Sadira jika dia tidak menyukai
hal-hal yang dapat memicu adrenalin. Dia kembali lagi ke Aerial bersama Nenna,
sahabatnya, karena Aerial adalah tempat yang sangat indah. Setelah dibujuk,
Nenna akhirnya menerima ajakan Sadira dan pergi ke Aerial bersamanya. Namun ada
hal yang diluar dugaan mereka. Kayu yang mereka jadikan jembatan patah dan
Sadira jatuh ke jurang. Saat Sadira mengira dia akan mati begitu saja,
tiba-tiba ada yang menarik tubuhnya dan menolong dirinya. Sadira diselamatkan
oleh Hassya, sang pangeran kegelapan. Sadir tertegun karena bangsa kegelapan
bukanlah monster yang selama ini dibicarakan. Mereka juga manusia, namun
memiliki perbedaan warna kulit yang mencolok. Bangsa Cahaya memiliki kulit
kecoklatan karena memiliki matahari yang terus bersinar, sedangkan Bangsa
Kegelapan berkulit pucat karena negeri mereka jarang disinari matahari dan akan
terbakar jika kulit mereka terkena sinarnya. Dan tanpa mereka sadari, Sadira
sudah jatuh hati kepada Hassya, dan Hassya pun mencintai Sadira walau awalnya
mereka saling bertengkar dan saling mencurigai.
Menurut ramalan kuno, apabila mereka bersatu
maka kedua bangsa tersebut akan menghadapi kehancuran. Namun Hassya bertekad
akan melawan apa pun yang menghalangi mereka dan mejadi pelindung bagi Sadira.
Untuk mencegah kehancuran tersebut, Antya,
adik Sadira, dan Linc, si kuda terbang putih, berusaha memanggil penolong dari
dunia lain—Laskar dan Sashika, pelajar SMU Surya Ilmu—dunia yang hutannya tidak
seindah di negeri mereka serta dipenuhi bangunan pencakar langit.
Dunia yang akan mendukung cinta Sadira dan
Hassya sepenuhnya.
2. Kelebihan
Sitta sangat pintar dalam menjelaskan setiap
detail dari negeri antah berantah ini. Sebuah imajinasi yang sangat indah dan disampaikan
melalui kata-kata yang lugas, dan mudah dimengerti. Sebuah novel roman yang
sarat akan petualangan.
3. Kelemahan
Kelemahan dari novel ini adalah penggunaan kata-kata
asing yang digunakan dalam pelafalan mantra dan beberapa istilah asing yang
memiliki penjelasannya di belakang buku. Kata-kata dan istilah asing disini
adalah penggunaan bahasa lain—bahasa negeri mereka—yang berbeda dengan bahasa
Indonesia.
C.
Bahasa
Buku
Pengarang menggunakan bahasa yang tidak baku, agar masyarakat luas
yang menikmati novel ini dapat mengerti. Terdapat beberapa istilah yang
menggunakan bahasa Inggris dan bahasa asing saat pengucapan mantra.
D.
Kesimpulan
Dari novel ini saya dapat menarik kesimpulan, bahwa kekurangan dan
kesulitan yang diberi olah Tuhan, tidak menjadikan kita sebagai orang yang
semakin jauh dari Tuhan. Seharusnya kita lebih dekat, karena dengan cobaan kita
bisa mensyukuri yang ada, bukannya menjadi seorang yang serakah karena
kekurangan. Dan jika memiliki kelebihan, seharusnya kita bisa menjadi manusia
yang bersyukur, dan tidak tinggi hati. Sebagai contoh, tokoh Micchal dan
Jedidah. Mereka adalah bangsa cahaya, yang memiliki segalanya. Sinar matahari
melimpah di negaranya, tumbuhan tumbuh subur di tanah negerinya, namun mereka
berdua ingin menguasai bangsa kegelapan dan bangsa cahaya. Namun pada akhirnya,
mereka berdua tidak bisa menguasai kedua bangsa tersebut dan mati saat
peperangan terjadi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar